Jumat, 30 Maret 2012

Tablet


A.    Tinjauan tentang Tablet
1.      Definisi
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung substansi obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi (USP 26, Hal 2406). Sedangkan definisi tablet menurut Farmakope Indonesia, tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa (FI IV, Hal 4).
2.      Kriteria Tablet
Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a.       Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan;
b.      Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil;
c.       Keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik/mekanik;
d.      Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan;
e.       Waktu hancur dan laju disolusi harus memenuhi persyaratan;
f.       Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan;
g.      Bebas dari kerusakan fisik;
h.      Stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan;
i.        Zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu;
j.        Tablet memenuhi persayaratan Farmakope yang berlaku.
1.      Jenis Sediaan Tablet
 Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas :
a.      Tablet Kempa
Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja.
b.      Tablet Cetak
Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan.
            Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas :
a.       Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan
1)      Tablet Konvensional Biasa
Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti:
a)      Pengisi (memberi bentuk) : laktosa
b)      Pengikat (memberi adhesivitas/kelekatan saat bertemu saluran pencernaan): musilago amili, amilum
c)      Desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)
2)      Tablet Kempa Multi/Kempa Ganda
Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas 2 atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis.
Keuntungannya dapat memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan)
3)      Tablet Lepas Lambat
Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu.
4)      Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus.
5)      Tablet Lepas Terkendali
Yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu.
6)      Tablet Salut Gula
Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak.
Tujuan: melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, lembab), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet.
7)      Tablet Salut Film
Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali.
8)      Tablet Efervesen
Yaitu tablet berbuih dilakukan dengan cara kompresi granulasi yang mengandung garam-garam effer adalah bahan bahan lain yang mampu melepaskan gas ketika bercampur dengan air. Campurannya biasanya adalah asam dan basa. Asamnya adalah Asam Sitrat atau Asam Tartrat. Sadangkan basanya adalah basa karbonat.
9)      Tablet Kunyah
Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan.

b.      Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut
1)      Tablet Bukal
Tablet kempa biasa berbentuks oval yang ditempatkan di antara gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisi hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan).
2)      Tablet Sublingual
Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
3)      Tablet Hisap/Lozenges
Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut.
4)      Dental Cones (Kerucut Gigi)
Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa antibakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi perdarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. Pembawa yang umum digunakan adalah Na bikarbonat, NaCl atau suatu asam amino.
c.       Tablet Kempa Digunakan Melalui Liang Tubuh
1)      Tablet Rektal
Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik.
2)      Tablet Vaginal
Tabler kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik.
d.      Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain (Tablet untuk Membuat Larutan)
1)      Tablet Triturat untuk Dispensing
Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu.
Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV, 1995).
Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum.
2)       Tablet Hipodermik
Tablet cetak/kempa yang dibuat dari bahan mudah larut/melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV, 1995)
3)       Tablet Dispensing
Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat/cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu.
(Lachman,1994)
2.      Keuntungan dan Kerugian Tablet
a.       Keuntungan Tablet
1)      Tablet dipasaran mudah diberikan dalam dosis yang tepat jika diinginkan dosis dapat dibagi rata dan akan memberikan efek yang akurat.
2)      Tablet tidak mengandung alcohol
3)      Tablet dapat dibuat dalam berbagai dosis.
4)      Sifat alamiah dari tablet yaitu tidak dapat dipisahkan, kualitas bagus dan dapat dibawa kemana-mana, bentuknya kompak, fleksibel dan mudah pemberiannya.
5)      Secara umum, bentuk pengobatan dangan menggunakan tablet lebih disukai karena bersih, praktis dan efisien.
6)      Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kemampuan yang terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling lemah.
7)      Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling rendah
8)      Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bila tersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
9)      Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan diusus atau produk lepas lambat.
10)  Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran.
11)  Tablet oral mungkin mudah digunakan untuk pengobatan tersendiri dengan bantuan segelas air.
12)  Untuk anak-anak dan orang-orang secara kejiwaan, tidak mungkin menelan tablet, maka tablet tersebut dapat ditambahkan penghancur, dan pembasah dengan air lebih dahulu untuk pengolahannya.
13)  Dapat dibuat tablet kunyah dengan bahan mentol dan gliserin yang dapat larut dan rasa yang enak, dimana dapat diminum, atau memisah dimulut.
14)   Konsentrasi yang bervariasi.
b.      Kerugian tablet
1)      Orang yang sukar menelan atau meminum obat.
2)      Keinginan konsumen beda dengan yang kita buat/produk.
3)      Beberapa obat tidak dapat dikepek menjadi padat dan kompak.
4)      Tablet dan semua obat harus disimpan diluar jangkauan anak-anak untuk menjaga kesalahan karena menurut mereka tablet tersebut adalah permen.
3.      Macam-macam Tablet Salut
Tujuan Penyalutan
1)      Meningkatkan stabilitas obat
2)      Menutupi rasa obat yang tidak enak
3)      Menghindari penguapan zat atau bahan dalam tablet.
4)      Memperbaiki penampilan tablet.
5)      Merupakan identifikasi dari produk pabrik obat tertentu
a.      Tablet Salut Gula
Disalut dengan larutan gula dengan atau tanpa penambahan zat pewarna. Tablet ini disebut dragee (Nanizar, 2010)
1)      Pembuatan Tablet Salut Gula
Penyalutan dilakukan dengan larutan gula dalam panci untuk penyalutan dan panci untuk mengkilapkan tablet digerakkan dengan motor penggerak yang dilengkapi dengan alat penghisap dan sistem penghembus dengan udara panas (Anief, 1997). Penyalutan tablet dapat dibagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:
(a)    Penyalutan Dasar
Yaitu proses pemberian larutan dasar dan pemberian serbuk salut apabila tablet sebagian sudah kering, dengan tujuan agar tablet menjadi bundar dan ikatan gula pada tablet kompresi juga kuat.
(b)   Penghalusan dan Pembundaran Terakhir
Setelah tablet diberi salut dasar sesuaia penyalut tambahan dengan sirup yang kental ditambahkan lagi untuk mencapai kebundaran yang tepat serta menghaluskan penyalut tersebut.
(c)    Proses pawarnaan
Dilakukan dengan memberi zat warna yang dicampurkan pada sirup pelicin.
(d)   Finishing
Proses pengeringan salut sirup yang terakhir dengan cara perlahan-lahan dan terkontrol dengan memutar panci penyalut dan pengeringan berjalan perahan-lahan sehingga memperoleh hasil akhir yang licin.
(e)    Pengkilapan (polishing)
Tablet yang bersalut dapat dibuat mengkilap dalam bejana berbentuk drum, dibuat dari kain yang dibentangkan diatas rangka metal atau bejana penyalut biasa dilapisi kanvas. Kain atau kanvas dilapisi lilin dengan atau tanpa tambahan lilin. Tablet-tablet ini akan mengkilap begitu menggelinding dalam bejana tadi.(Ansel, 1989)
b.      Tablet Salut Selaput/Film
Tablet yang dilapisi lapisan selaput tipis dengan zat penyalut yang dikenakan atau disemprotkan pada tablet. (Anief, 1997)
Larutan selaput penyalut yang dapat dapat menghasilkan penyalutan pada tablet biasanya mengandung jenis-jenis bahan sebagai berikut :
1)      Pembentukan selaput
Mampu menghasilkan lapisan tipis yang halus, dapat diproduksi kembali dibawah kondisi penyalutan biasa untuk tablet dengan berbagai bentuk. Contoh : sesulosa asetat ftalat.
2)      Bahan logam canpuran
Memungkinkan kelarutan dalam air atau permaebilitas air kedalam selaput agar pasti dapat ditembus oleh cairan tubuh dan kemungkinan ketersediaan terapeutik obatnya.
3)      Plasticizer
Untuk mendapatkkan fleksibilitas dan elastisitas dari penyalutan yang berarti memperpanjang umur tablet. Contoh : minyak jarak.
4)      Surfaktan
Untuk meningkatkan daya penyebaran film selama penggunannya. Contoh : derifat polieksietilen sorbitan.
5)      Opaquant dan pewarna
Membuat penampilan tablet menjadi manis dan khas. Contoh : opaquant, titandioksid, pewarna, zat warna F.D dan C atau zat warna D dan C.
6)      Pemanis, perasa dan pengharum
Meningkatkan diterimanya tablet oleh pasien. Contoh ; pemanis, sakarin, perasa dan pengharum, vanili.
7)      Pengkilap
Memungkinkan berkilaunya tablet tanpa memisahkan dari pekerjaan pengkilapan. Contoh : lilin tawon.
8)      Pelarut yang mudah menguap
Memungkinkan penyebaran komponen-komponen lain disekitar tablet sambil memper cepat penguapan agar pekerjaan lebih efektif dan lebih cepat. Contoh : campuran alcohol aceton. (Ansel, 1989)
c.       Tablet Salut Enterik
Disalut dengan bahan atu zat penyalut yang tidak hancur dalam suasana asam lambung tetapi hancur dan larut dalam suasana yang relative basa di usus dan membebaskan obat yang terkandung dalam tablet (enteric coating).
Tujuan tablet bersalut enterik
1)      Menhindari iritasi obat pada mukosa lambung yang dapat menyebabkan pendarahan lambung (misalnya Acetosal) atau obat yang dapat menyaebakan nausea/ mual dan muntah (misalnya Athebrin, Diethylstilboestrol)
2)      Menghindari dekomposisi obat dalam lambung,misalnya beberapa Antipiotika seperti Penisillin
3)      Menghindari proses digestif pada lambung, seperti misalnya laxans bulk yang sudah mengembang dalam lambung sebelum masuk kedalam usus
4)      Obat yang sifatnya alkalis yang dapat menetralisasi asam lambung.
Penyalutan yang dipakai untuk salut enteric dapat berupa campuran lemak dan asam lemak, shellac atua derifatnya dan cellulose acetat phthalate. Obat tidak diberikanbeersalut enteric bila dikehendaki “onset of action” yang cepat. (Nanizar, 2010)

1 komentar:

  1. Casino of the Day - A-Z Hotel & RV Park in Coos Bay, MS - Mapyro
    Welcome to 시흥 출장마사지 a world of adventure, adventure, and entertainment at 김포 출장마사지 the 익산 출장마사지 A-Z Casino of the Day. Book your 이천 출장안마 stay at one of our 16 luxury hotels 안산 출장샵 or discover

    BalasHapus